Sterling menguat tipis terhadap Dolar AS pada hari Senin (22/9) karena investor mengambil jeda pasca aksi jual pada hari Jumat yang dipicu oleh kekhawatiran fiskal.
Dolar AS sendiri melemah tipis karena pelaku Pasar menanti pidato dari sejumlah pejabat Federal Reserve sepanjang pekan ini, yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut soal prospek suku bunga AS.
Para analis menyoroti sejumlah faktor yang membebani mata uang Inggris, termasuk kerentanan di Pasar tenaga kerja Inggris, potensi kebutuhan konsolidasi fiskal lebih lanjut dalam anggaran musim gugur, serta risiko siklus global yang lebih luas.
Utang Pemerintah Inggris kini telah melampaui proyeksi resmi yang menjadi dasar perencanaan Pajak dan belanja negara, memperumit tantangan besar yang dihadapi Menteri Keuangan Rachel Reeves menjelang pengumuman anggaran bulan November mendatang.
Sterling naik 0,2% ke level $1,3496, setelah sebelumnya sempat menyentuh $1,3453, posisi terendah sejak 5 September. Dolar sendiri tercatat menguat 0,61% terhadap poundsterling sepanjang pekan lalu.
Para analis berpendapat bahwa kebijakan moneter Inggris bukan lagi menjadi pendorong utama pergerakan pound dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, meskipun laju penurunan suku bunga oleh Bank of England yang lebih lambat dari perkiraan masih bisa memberi dukungan terbatas terhadap euro.
Mata uang euro turun tipis 0,05% terhadap pound menjadi 87,09 pence per euro, setelah pekan lalu sempat menguat 0,78%.
“Meski euro mampu mengabaikan krisis politik dan anggaran di Prancis, dan yen tidak terlalu terguncang oleh ketidakpastian politik di Jepang, pound justru lebih rentan terhadap berita domestik yang negatif karena defisit transaksi berjalan Inggris,” kata Jane Foley, ahli strategi valas senior di Rabobank.
Investor juga menanti rilis data PMI Inggris pada hari Selasa.
“Dengan inflasi yang belum mencapai puncaknya dan ketidakpastian anggaran, masih ada ruang untuk pelemahan di sini, dan angka PMI sektor jasa terlihat terlalu kuat menurut kami,” ujar Callum McLaren-Stewart, ekonom Inggris di Citi.
“PMI manufaktur lemah di semua aspek dan kecil kemungkinan akan mengalami pemulihan signifikan dalam beberapa bulan ke depan.”(yds)
Sumber: Reuters.com
