Dolar AS bergerak sedikit lebih tinggi pada Jumat (12/9), sehari setelah melemah akibat lonjakan klaim pengangguran dan kenaikan inflasi yang moderat. Mayoritas kenaikan Dolar dipicu oleh aksi penyesuaian posisi menjelang akhir pekan, sementara Pasar tetap fokus pada rapat Federal Reserve pekan depan yang diperkirakan akan memangkas suku bunga setelah sembilan bulan tanpa perubahan.
Greenback naik 0,2% ke 147,53 yen, menandai Penguatan tiga pekan berturut-turut. Penguatan ini sempat ditopang oleh pernyataan bersama AS-Jepang yang menegaskan nilai tukar harus ditentukan Pasar, dan bahwa volatilitas berlebihan tidak diinginkan.
Namun, indeks Dolar nyaris tidak berubah di level 97,59 dan masih berada di jalur penurunan mingguan 0,1% — penurunan kedua secara beruntun. Analis BNY, John Velis, menilai Penguatan Dolar kali ini hanya bersifat teknis, sementara gambaran besar masih negatif karena prospek pemangkasan suku bunga The Fed dan perilaku lindung nilai investor asing yang menjual Dolar.
Di sisi data ekonomi, sentimen konsumen AS turun untuk bulan kedua berturut-turut pada September, memberi tekanan tambahan pada greenback.
Euro stabil di $1,1736, poundsterling stagnan di $1,3564 setelah data ekonomi Inggris menunjukkan stagnasi pada Juli, sedangkan Dolar Australia melemah tipis ke $0,6651, masih dekat dengan level tertinggi 10 bulan.
Sementara prospek jangka pendek Dolar tetap terbebani oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS dan ketidakpastian arah inflasi.(yds)
Sumber: Reuters