Dolar AS mencatatkan pekan terbaiknya dalam hampir tiga tahun, setelah Presiden Donald Trump memberlakukan Tarif baru terhadap puluhan mitra dagang AS.
Indeks Dolar naik ke level tertinggi sejak akhir Mei, mencapai 100,14, dan mencatatkan Penguatan mingguan 2,5%. Selain faktor Tarif, Penguatan Dolar juga didorong oleh pelemahan mata uang global lainnya, terutama yen Jepang.
Yen Jepang menyentuh level terendah dalam empat bulan, turun ke 150,91 per Dolar sebelum sedikit menguat ke 150,72. Pelemahan ini mendorong Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, mengeluarkan peringatan bahwa Pemerintah “waspada” terhadap volatilitas mata uang. Bank of Japan sebelumnya menyatakan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga, membuat yen semakin tertekan di Pasar global.
Tarif tinggi yang diberlakukan AS juga menekan sejumlah mata uang lain. Dolar Kanada melemah setelah Trump menaikkan Tarif menjadi 35%, sementara franc Swiss tertekan usai dikenakan Tarif 39%.
Peso Filipina, Dolar Taiwan, dan won Korea Selatan ikut melemah ke level terendah beberapa bulan terakhir. Sementara itu, euro tetap tertekan di kisaran $1,1412 karena kekhawatiran atas kesepakatan dagang yang tidak seimbang dengan Washington.
Source: Reuters