Emas melemah pada hari Senin (23/6) karena Dolar menguat, sementara pelaku Pasar tetap berhati-hati, mencermati potensi balasan Iran terhadap serangan AS di sejumlah fasilitas nuklirnya.
Harga Emas spot turun 0,2% menjadi $3.359,99 per ons, pada pukul 08.20 GMT. Harga Emas berjangka AS turun 0,3% menjadi $3.375,20.
Dolar naik 0,4% terhadap mata uang lainnya, membuat harga Emas lebih mahal bagi pembeli asing.
Harga energi yang lebih tinggi berpotensi menunda penurunan suku bunga Fed dan memperkuat Dolar, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
“Ketidakpastian geopolitik yang berkelanjutan dan beragam kemungkinan akan terus mendukung dan mencegah harga dari koreksi yang lebih dalam,” tambahnya. Iran dan Israel saling serang lewat udara dan rudal saat dunia bersiap menghadapi respons Teheran terhadap serangan AS terhadap situs nuklirnya dan Presiden AS Donald Trump mengemukakan gagasan pergantian rezim di Negara Republik Islam tersebut.
Iran berjanji akan mempertahankan diri sehari pasca AS menjatuhkan bom penghancur bunker seberat 30.000 pon ke gunung di atas situs nuklir Fordow milik Iran.
Pemboman AS terhadap situs nuklir Iran menimbulkan ketidakpastian baru terhadap prospek inflasi dan aktivitas ekonomi di awal pekan yang penuh dengan data ekonomi baru dan komentar sejumlah pejabat bak sentral, termasuk testimoni selama dua hari di Kongres dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Sementara pekan lalu, bank sentral AS mempertahankan suku bunga tetap stabil, tetapi memperlambat prospek keseluruhannya untuk penurunan suku bunga sebagai respons terhadap prospek ekonomi yang lebih menantang.
Investor saat ini mengantisipasi penurunan suku bunga Fed sebesar 50 basis poin pada akhir tahun ini, dimulai pada bulan Oktober. Emas batangan cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama periode ketidakpastian.
Di tempat lain, Perak spot naik 0,4% menjadi $36,12 per ons, platinum naik 2,3% menjadi $1.293,90, sementara paladium naik 2,5% menjadi $1.070,33.(yds)
Sumber: Reuters
